Hidup itu memang kuat, hidup itu memang keras.. Apalagi orang yang berasal dari daerah sumatra utara tepatnya kota Medan. Medan Punya Slogan, "Ini Medan Bung". Sebenar nya kisah ku ini tidak ada sama sekali hubungan nya dengan sebuah kota ataupun bahasa indonesia y. hahahaha
Ini merupakan kisah nyata dari kehidupan ku sejak kecil sampai sekarang aku merantau jauh ke negri orang. Beberapa Hal sulit Sering kali ku temui dalam kehidupan ku, mulai dari keluarga yang sering cekcok, perselisihan antara anak dan ayah, ayah dan ibu, dan antar saudara.. Ini memang kehidupan yang normal, dan sering di temui di keluarga mana pun. dan kebanyakan ini terjadi di keluarga yang ekonomi nya kurang berkecukupan. Baik lah akan ku mulai sekarang y, terlalu banyak bicara y. seperti orang medan bilang, jangan bertele-tele jadi orang. to the point aja kau. hahaha. oke oke saya mulai y netizen :)
Sebut saja nama ku Putra bukan mawar, melati ataupun dahlia y . hehehehe.. Aku terlahir sempurna dari seorang ibu yang menurut ku cantik, dan dari seorang ayah yang gagah dan giat bekerja. Aku anak ke 3 dari 3 bersaudara alias saya anak yang paling bungsu. aku cukup manja dengan kedua orang tua ku, dan mereka pun sering memanjakan aku. keluarga ku bisa di bilang, keluarga yang biasa saja tapi perekenomian kami rendah. Ibu saya hanya seorang ibu rumah tangga dan sambilan membuat es lilin untuk di jual karena pada saat itu ayah saya ada membuka usaha kecil kecilan dengan membuka rental video game. pada zaman itu video game sangat di gemari para kaum remaja dan menurut saya waktu itu usaha ayah dan ibu saya lancar. tiba suatu hari, rental tempat ayah mencari duit di ganggu oleh preman daerah sana, sedangkan yang sedang menajaga rental itu adalah Abang saya. oh y, abang saya itu juga orang nya pekerja keras, jadi dia setiap pulang sekolah dia langsung ke tempat rental dan menjaga rental ayah saya. jadi ketika itu waktu menunjukkan jam 11 siang. saya dan ibu saya sedang siap siap untuk ke tempat rental dengan membawa dagangan es lilin yang ibu buat sendiri sewaktu masih berada di rumah. tiba tiba ada masuk telepon dari tetangsa sana, bilang kalau tempat kami usaha di ganggu oleh preman setempat. ibu saya pun jadi khawatir, dan kami pun bergegas menaiki becak dayung ke tempat usaha. Dan memang betul ada beberapa preman yang sedang menganggu di sana. jujur, waktu itu saya kan masih kecil dan wajar donk ketakutan.. hehehe
Tapi tiba tiba saya terkejut, saya melihat ibu saya dengan berani melawan mereka. dan mereka pun kebingungan melihat seorang wanita paruh baya seberani ibu saya.
Tapi mereka juga tidak tahu malu, berani juga melawan seorang wanita, tapi mama saya tidak tinggal diam. dia dengan berani nya mengambil sebatang kayu dari samping halaman dan memberikan kayu itu kepada preman tersebut. mereka pun heran, apa maksud dari mama saya memberikan mereka kayu? dengan suara yang lantang mama saya berkata "KALIAN HANCURKAN SEMUA TEMPAT USAHA KU INI SEKARANG JUGA!! JANGAN DI GANGGU, TAPI KALAU KALIAN MAU GANGGU JUGA.. NAH HANCURKAN LAH SEKARANG!!" Sebagai anak saya kagum dengan keberanian ibu saya yang bisa menjadi kepala rumah tangga. bukan bermaksud untuk menyepelekan ayah saya, tapi di saat ayah sedang tidak ada di rumah ada sesosok wanita yang kami panggil ibu bisa menjaga kami anak anak nya..
Kita lanjutkan kembali y. Preman tersebut pun tidak berani menerima tantangan dari mama saya untuk menghancurkan semua tempat usaha kami. tidak lama pun mereka pergi, dan kami pun merasa aman. aktivitas pun berjalan seperti biasa nya..
Hari demi hari pun berlalu seperti aktivitas biasa nya, akhir nya saya masuk sekolah SD untuk Pertama kali nya, aktivitas sekolah saya berjalan dengan lancar seiring dengan usaha orang tua saya. waktu tidak terasa, saya sudah kelas 5 SD dan waktu itu ayah saya mengalami kemunduran usaha nya. pelan pelan usaha pun bangkrut, barang barang di jual untuk menutupi hutang. ayah sering mabuk mabukan setelah itu, ribut dengan mama saya. saya dan kakak saya hanya bisa menangis melihat mereka, sedang kan abang saya tidak keluar dari kamar nya. tapi saya tau dia juga menangis di dalam kamar nya. Tiap malam hanya minuman alkohol yang menghiasi rumah kami, kasihan mama aku. dia tampak kurus semenjak itu. uang sekolah kami pun tiap bulan nya selalu bayar telat. dan akhirnya abang saya pun putus sekolah, dia putus sekolah ketika mau menghadapi ujian akhir sekolah nya. dan itu memang sangat di sayang kan. Tapi dia rela berkorban untuk kami adik adik nya agar bisa bersekolah dengan mengurangi biaya hidup orang tua saya. sekarang abang kami lah yang selalu mengantar kami pergi sekolah dan pulang sekolah dengan sepeda yang dia punya. nanti saya duduk di depan, dan kakak saya di belakang. jalanan yang berlubang dan banjir selalu kami lewati jika musim hujan telah tiba. Tapi itu bukan halangan bagi kami, kehidupan abang saya yang rela putus sekolah demi kami saya jadikan motivasi untuk saya. agar terus belajar dan bisa tamat sekolah.
Tahun demi tahun pun saya lalui dengan keadaan yang harus saya syukuri.. Ketika itu saya akan mengikuti akhir ujian nasional untuk tingkat SD, pada waktu itu siapa yang masih belum membayar uang sekolah tidak akan di ikut sertakan dalam ujian nasional. dan saya pun sudah pasrah waktu itu, dan berpikiran akan kah nasib saya akan sama seperti abang saya? dan akhir nya saya pun di panggil oleh kepala sekolah dan di beritahu kalau saya tidak akan di ikut sertakan ujian akhir nasional dan saya di suruh pulang untuk memanggil orang tua saya. ya saya pun langsung pulang pada saat itu, sambil berjalan kaki menuju rumah yang jarak nya lumayan jauh aku pun berjalan dengan hati yang sedang gelisah, di satu sisi saya tidak ingin menambah beban hidup keluarga saya dan di satu sisi lagi saya ingin bersekolah sampai pendidikan tertinggi. ketika sampai di rumah, mama pun heran dan bertanya kepada saya. "loh, putra koq cepat kali pulang nya?? ada apa?". saya pun dengan terpaksa menceritakan semua nya. setelah mama mendengar semua nya, mama pun masuk ke dalam kamar dan mengambil 1 buah kalung emas. dan mama langsung mengajak saya pergi. yha saya ikuti saja. rupa nya mama akan menjual kalung emas nya untuk bayar uang sekolah saya. setelah selesai menjual kalung emas nya aku dan mama bergegas pergi ke sekolah dan membayar semua tunggakan uang sekolah ku dan aku pun di perbolehkan untuk ikut ujian akhir nasional. hasil nya tidak mengecewakan aku lulus dengan nilai yang lumayan baik dan mendapat nilai komputer tertingggi di sekolah. aku pun senang karena aku bisa membuat orang tua ku bangga dan pengorbanan mama terhadap ku tidak sia sia .
Tetapi ayah ku..... Hidup nya tidak berubah tetap menjadi seorang pemabuk setiap malam selalu minum minuman keras. dan mama ku yang selalu jadi korban nya. aku murka jika dia melakukan hal itu kepada mama, suka membentak tanpa ada alasan, ringan tangan kepada mama ku. tapi aku hanya bisa apa? menangis dan menangis saja.. suatu malam ketika papa pulang dalam keadaan mabuk lagi, dan merepet tidak jelas. abang saya la yang keluar kamar dan ajak papa untuk cepat tidur. tapi papa tidak senang, malah dia mengusir abang saya keluar dan melemparkan benda benda kepada abang ku. kami semua berusaha menghentikan nya, tapi apa daya yang bisa kami buat. dan akhir nya abang saya pun keluar dari rumah dan pada saat itu jam sudah menunjukkan pukul 01.00 WIB dini hari. kami semua pun khawatir akan keberadaan abang saya, kemana dia akan pergi begitu malam nya. beda dengan papa saya, yang terus saja meminum minuman haram nya tersebut.
Dari sana timbul rasa dendam yang muncul pada diri saya kepada papa saya, tapi selalu saya tahankan. keesokan hari nya kami pun mencari keberadaan abang saya, dan akhir nya kami berjumpa dengan abang ku. dan mama pun menyuruh nya pulang, karena mama bilang papa sudah tidak ingat lag akan kejadian semalam, karena semalam dia lagi keadaan mabuk. jadi tidak tahu menahu soal semalam. dan abang saya pun pulang ke rumah, dan memang benar. seperti tidak ada terjadi apa apa. papa saya pun tidak ada berkata apa pun atau apa lah. tetap seperti biasa nya. yha bagus la begitu menurut saya.
Setelah Saya tamat SD kami sekeluarga pun sering berpindah pindah rumah, mencari rumah mana yang murah dan terjangkau dengan ekonomi kami. dan akhir nya kami mendapatkan rumah yang bisa kami jangkau dengan keadaan ekonomi kami yang sekarang. dan lingkungan rumah kami ini kebanyakan warga tionghoa. oh y saya sampai lupa, saya ini adalah anak blasteran lho ..... Mama saya suku batak dan papa suku tionghoa. meskipun orang tua saya berbeda suku dan agama tapi akhir nya mama mengikuti papa dan menganut agama buddha. dan kami semua pun mengikuti semua menjadi agama buddha yang taat. tapi tidak begitu dengan abang saya, dia terlanjur jatuh cinta dengan seorang pribumi. dan papa tidak suka akan itu. saya pikir warga mayoritas ataupun minoritas itu sama saja. tidak ada beda nya, tetap sama sama ciptaan Tuhan. kata nya jika nikah dengan orang pribumi akan hidup susah. nasib kita itu sudah di atur oleh Tuhan jadi kita sebagai manusia hana tinggal menjalani nya saja dan mengikuti segala perintah nya..
Tapi hal itu tidak berlaku untuk papa saya, pada saat itu saya sudah sekolah SMP di salah satu perguruan swasta di kota medan. kakak saya pada saat itu sudah masuk SMA. abang saya pun juga sudah bekerja walaupun hanya sebagai penjaga toko tapi cukuplah untuk modal dia sebagai seorang remaja.. jadi ketika itu abang saya membawa pacar nya yang pribumi ke rumah, dan memperkenal kan nya ke orang tua saya. mama sangat menyambut nya dengan baik, tapi berbanding terbalik dengan papa. dia sangat tidak merespon kedatangan calon menantu nya, beliau sangat keras orang nya. dan abang ku pun tahu akan itu, tetapi dia tetap bersih keras pada hati nya. ini lah jalan dia, karena dia sudah dewasa dan bisa menentukan jalan nya sendiri. akhir nya mereka pun pacaran diam diam dan itu semua berkelanjutan lumayan lama. Tapi papa tetap menentang nya.. Tapi mereka juga tidak peduli.....
Tiba saat nya ketika itu, Papa mulai menjalani kegiatan yang menurut saya menentang agama. saya lihat dia mulai percaya dengan hal hal yang berbau gaib.. dia ingin
Thursday, April 20, 2017
About Cindy aurelia ong
Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.